Jumat, 23 November 2018

Kerajaan Hindu Budha di Indonesia


Kerajaan Hindu Budha di Indonesia


1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M. bukti-bukti yang menujukkan bahwa kerajaan tersebut dibangun pada abad ke-4 adalah ditemukannya tujuh buah prasasti Yupa. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota Tenggarong), tepatnya di hulu sungai Mahakam. Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa tersebut itulah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut yaitu di daerah Kutai.
Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta, dan disusun dalam bentuk syair. Sedangkan huruf yang dipakai adalah huruf Palawa. Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah berdirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan  20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
2.   Kerajaan Taruma Negara
Hasil gambar untuk kerajaan tarumanegara
Pada abad ke 4 sampai dengan abad ke 7 masehi, kerajaan ini menguasai wilayah bagian barat pulau Jawa, nama Tarumanagara diambil dari dua kata yaitu Tarum dan Nagara, bagi Anda yang belum tahu, Tarum ialah nama sungai yang sekarang ini dikenal dengan nama sungai Citarum, sementara Nagara artinya adalah kerajaan atau negara.
Kerajaan Tarumanagara mencatat bahwa kerajaan Tarumanagara adalah kerajaan Hindu paling tua ke dua di Indonesia,posisi pertama kerajaan hindu tertua di indonesia di tempati oleh Kerajaan Kutai dan kerajaan Tarumanagara dikenal juga dengan sebutan Kerajaan Tarum.

Kerajaan Tarumanegara memulai kegiatan perekonomian dari peternakan dan pertanian, kegiatan ekonomi ini diketahui dari adanya Prasasti Tugu yang di dalamnya berisi tentang pembangunan saluran Gomati dengan panjang 12 km atau 6112 tombak, pembangunan ini dikerjakan selama 21 hari, Selain dari hal itu, banyak dari masyarakat Kerajaan Tarumanagara yang bekerja sebagai pedagang, hal ini dilihat dari lokasinya yang dekat dengan selat Sunda.

Sejarah Lengkap Kerajaan Tarumanagara mencatat bahwa puncak masa kejayaan Kerajaan Tarumanagara adalah saat dipimpin oleh Raja Purnawarman, pasalnya pada masa tersebut, Kerajaan Tarumanagara bersiasat untuk memperluas daerah kekuasaannya, dari catatan sejarah, diketahui bahwa luas Kerajaan Tarumanagara hampir seluas daerah Jawa Barat saat ini, tak hanya itu, Raja Purnawarman diketahui juga menyusun pustaka seperti peraturan angkatan perang, undang-undang kerjaan, silsilah dinasti Warman dan siasat perang.


 3.     Kerajaan Mataram
Hasil gambar untuk kerajaan mataram

Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di “Bumi Mentaok” yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Kerajaan Mataram pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu, namun ironisnya malah harus menerima bantuan VOC pada masa-masa akhir menjelang keruntuhannya.
Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian dan relatif lemah secara maritim. Ia meninggalkan beberapa jejak sejarah yang dapat dilihat hingga kini, seperti kampung Matraman di Batavia/Jakarta, sistem persawahan di Pantura Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dalam literatur bahasa Sunda, politik feodal di Pasundan, serta beberapa batas administrasi wilayah yang masih berlaku hingga sekarang.
4. Kerajaan Sriwijaya
Hasil gambar untuk kerajaan sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap. Kerajaan Sriwijaya atau biasa disebut Srivijaya adalah salah satu kerajaan maritim yang kuat di wilayah pulau Sumatera dan memberi pengaruh banyak di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Thailand, Kamboja, Semenanjung Malaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Didalam bahasa Sansekerta, sri artinya “bercahaya” dan wijaya artinya “kemenangan”.

Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya ini berawal dari abad ke-7, I Tsing, seorang pendeta Tiongkok, menuliskan bahwa ia tinggal selama 6 bulan saat mengunjungi Sriwijaya tahun 671. Prasasti sejarah yang paling tua mengenai Kerajaan Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, di Palembang yaitu prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682.
Dikarenakan terjadi beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh di tahun 990 dari Jawa menjadikan pengaruh Kerajaan Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai berkurang, dan serangan Rajendra Chola I dari Koromandel di tahun 1025, selanjutnya di tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali kekuasaan kerajaan Dharmasraya. Setelah Sriwijaya runtuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensinya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan George Cœdès dari Perancis.


5. Kerajaan Kalingga
Hasil gambar untuk kerajaan kalingga

Diperkirakan berdiri pada masa abad ke-6, Kerajaan Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang mendiami di Jawa Tengah. Lokasi pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang.
Sumber sejarah kerajaan ini kebanyakan diperoleh dari sumber catatan Tiongkok, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
Catatan sejarah mengenai keberadaan Kerajaan Kalingga didapatkan dari dua sumber utama, yaitu dari kronik sejarah Tiongkok, serta catatan sejarah manuskrip lokal, ditambah dengan tradisi lisan setempat yang menyebutkan mengenai Ratu legendaris bernama Ratu Shima.